Nama : Yohana Yayang Citra Devi
Kelas : 2 PA 17
NPM : 1C514436
1.
Aliran Psikoanalisa
Psikoanalisa
adalah cabang ilmu yang dikembangkan oleh Sigmund Freud dan para pengikutnya,
sebagai studi fungsi dan perilaku psikologis manusia. Freud pada
awalnya memang mengembangkan teorinya tentang struktur kepribadian dan
sebab-sebab gangguan jiwa dan dengan konsep teorinya yaitu perilaku dan pikiran
dengan mengatakan bahwa kebanyakan apa yang individu lakukan dan pikirkan hasil
dari keinginan atau dorongan yang mencari pemunculan dalam perilaku dan
pikiran.
Menurut
teori psikoanalisa, inti dari keinginan dorongan ini adalah bahwa mereka
bersembunyi dari kesadaran individual dan apabila dorongan – dorongan ini tidak
dapat disalurkan, dapat menyebabkan gangguan kepribadian dan juga mengganggu kesehatan
mental yang disebut psikoneurosis. Dengan kata lain, mereka tidak disadari. Ini
adalah ekspresi dari dorongan tidak sadar yang muncul dalam perilaku dan
pikiran. Istilah “motivasi yang tidak disadari” / ( unconscious motivation )
menguraikan ide kunci dari psikoanalisa.
Dalam
teori psikoanalisanya freud menjelaskan tentang struktur kepribadian individu,
struktur kepribadian tersusuan atas 3 sistem pokok, yakni :
- Id, Id merupakan aspek biologis yang strukturnya paling mendasar dari kepribadian. Id juga merupakan sistem kepribadian yang asli, dimana id sebagai rahim tempat berkembangan ego dan superego. Id berisikan segala sesuatu yang secara psikologis ada sejak lahir dan merupakan reservoir energi psikis. Id berhubungan erat dengan proses-proses jasmaniah darimana id mendapatkan energinya. Id memiliki 2 proses yaitu proses primer dan tindakan refleksi. Id terdiri dari dorongan – dorangan biologis seperti makan, sex dan agresifitas.
- Ego, Ego merupakan aspek psikologis yang berkembang dari id yang struktur kepribadianya mengontrol kesadaran dan mengambil keputusan atas perilaku manusia. Ego timbul karena kebutuhan – kebutuhan organisme memerlukan transaksi – transaksi yang sesuai dengan dunia kenyataan objektif. Perbedaan pokok antara id dan ego adalah id hanya mengenal kenyataan subjektif jiwa sedangkan ego membedakan antara hal – hal yang terdapat dalam batin dan hal – hal yang terdapat dalam dunia luar. Ego disebut juga sebagai eksekutif kepribadian karena ego mengontrol pintu-pintu arah tindakan, memilih segi lingkungan kemana ia akan membri respon dan memutuskan insting mana yang akan dipuaskan.
- Superego, Superego merupakan aspek sosiologis yang merefleksikan nilai – nilai sosial dan menyadarkan individu atas tuntutan moral. Gambaran kesadaran akan nilai-nilai dan moral masyarakat yang ditanamkan oleh adat istiadat, agama, orangtua, guru, dan orang lain kepada anak. Karena itu pada dasarnya superego adalah hati nurani seseorang yang menilai benar atau salahnya tindakan seseorang. Itu berarti superego mewakili nilai-nilai ideal dan selalu berorientasi pada kesempurnaan.
Freud juga membagi
aktivitas mental individu dalam beberapa tingkatan berdasarkan sejauh mana
individu menyadari gejala-gejala psikis yang timbul, yaitu :
- Tingkat Sadar Atau Kesadaran ( Conscious Level )
Pada tingkat ini
aktivitas mental dapat disadari setiap saat seperti berpikir, persepsi, dan
lain – lain.
- Tingkat Prasadar ( Preconscious Level )
Pada tingkat ini
aktivitas mental dan gejala-gejala psikis yang timbul bias disadari hanya
apabila individu memperhatikannya, misalnya memori, pengetahuan-pengetahuan
yang telah dipelajari, dan lain – lain.
- Tingkat Tidak Disadari ( Unconscious Level )
Pada tingkat ini
aktivitas mental dan gejala-gejala psikis tidak disadari oleh individu. Gejala-gejala
ini muncul misalnya dalam dorongan-dorongan immoral, pengalaman-pengalaman yang
memalukan, harapan-harapan yang irasional, dorongan-dorongan seksual yang tidak
sesuai dengan norma masyarakat, dan lain-lain.
Tingkah laku hampir
selalu merupakan produk dari interaksi diantara ketiga sistem tersebut, jarang
salah satu sistem berjalan terlepas dari kedua sistem lainnya.
Kepribadian yang sehat menurut psikoanalisis :
- Menurut freud kepribadian yang sehat yaitu jika individu bergerak menurut pola perkembangan yang ilmiah.
- Kemampuan dalam mengatasi tekanan dan kecemasan, dengan belajar.
- Mental yang sehat ialah seimbangnya fungsi dari superego terhadap id dan ego.
- Tidak mengalami gangguan dan penyimpangan pada mentalnya.
- Dapat menyesuaikan keadaan ddengan berbagai dorongan dan keinginan.
2.
Aliran Behavioristik
Aliran
psikologi behaviorisme adalah sebuah aliran dalam psikologi yang didirikan oleh
John B.Watson pada tahun 1913 yang berpendapat bahwa perilaku harus merupakan
unsur subjek tunggal psikologi. Behaviorisme merupakan aliran revolusioner,
kuat dan berpengaruh, serta memiliki akar sejarah yang cukup dalam.
Behaviorisme lahir sebagai reaksi terhadap introspeksionisme ( yang menganalisis
jiwa manusia berdasarkan laporan – laporan subjektif ) dan juga psikoanalisis (
yang berbicara tentang alam bawah sadar yang tidak tampak ).
Behaviorisme
secara keras menolak unsur-unsur kesadaran yang tidak nyata sebagai obyek studi
dari psikologi, dan membatasi diri pada studi tentang perilaku yang nyata.
Dengan demikian, Behaviorisme tidak setuju dengan penguraian jiwa ke dalam
elemen seperti yang dipercayai oleh strukturalisme. Berarti juga behaviorisme
sudah melangkah lebih jauh dari fungsionalisme yang masih mengakui adanya jiwa
dan masih memfokuskan diri pada proses – proses mental. Behaviorisme ingin
menganalisis bahwa perilaku yang tampak saja yang dapat diukur, dilukiskan, dan
diramalkan. Behaviorisme memandang pula bahwa ketika dilahirkan, pada dasarnya
manusia tidak membawa bakat apa – apa.
Manusia
akan berkembang berdasarkan stimulus yang diterimanya dari lingkungan
sekitarnya. Lingkungan yang buruk akan menghasilkan manusia buruk, lingkungan
yang baik akan menghasilkan manusia baik. Kaum behavioris memusatkan dirinya
pada pendekatan ilmiah yang sungguh – sungguh objektif. Kaum behavioris
mencoret dari kamus ilmiah mereka, semua peristilahan yang bersifat subjektif,
seperti sensasi, persepsi, hasrat, tujuan, bahkan termasuk berpikir dan emosi,
sejauh kedua pengertian tersebut dirumuskan secara subjektif.
Aliran
behaviorisme memperlakukan manusia sebagai mesin, yaitu di dalam suatu sistem
kompleks yang bertigkah laku menurut cara – cara yang sesuai dengan hukum.
Dalam pandangan kaum behavioris, individu digambarkan sebagai suatu organisme
yang bersifat baik, teratur, dan ditentukan sebelumnya, dengan banyak
spontanitas, kegembiraan hidup, berkreativitas, seperti alat pengatur panas.
Aliran behaviorisme
mempunyai 3 ciri penting, yaitu :
- Menekankan pada respon – respon yang dikondisikan sebagai elemen dari perilaku.
- Menekankan pada perilaku yang dipelajari dari pada perilaku yang tidak dipelajari. Behaviorisme menolak kecenderungan pada perilaku yang bersifat bawaan.
- Memfokuskan pada perilaku binatang. Menurutnya, tidak ada perbedaan alami antara perilaku manusia dan perilaku binatang. Manusia dapat belajar banyak tentang perilakunya sendiri dari studi tentang apa yang dilakukan binatang. Menurut penganut aliran ini perilaku selalu dimulai dengan adanya rangsangan yaitu berupa stimulus dan diikuti oleh suatu reaksi beupa respon terhadap rangsangan itu.
Jadi menurut
Behaviorisme manusia dianggap memberikan respons secara pasif terhadap
stimulus-stimulus dari luar. Kepribadian manusia sebagai suatu sistem yang
bertingkah laku menurut cara yang sesuai peraturannya dan menganggap manusia
tidak memiliki sikap diri sendiri.
Kepribadian yang sehat menurut behavioristik :
- Memberikan respon terhadap faktor dari luar seperti orang lain dan lingkungannya.
- Bersifat sistematis dan bertindak dengan dipengaruhi oleh pengalaman sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal, karena manusia tidak memiliki sikap dengan bawaan sendiri.
- Menekankan pada tingkah laku yang dapat diamati dan menggunakan metode yang objektif.
3.
Aliran Humanistik
Psikologi humanistik mengarahkan
perhatiannya pada humanisasi psikologi yang menekankan keunikan manusia.
Psikologi humanistik manusia adalah makhluk kreatif, yang dikendalikan oleh
nilai - nilai dan pilihan - pilihannya sendiri bukan pada kekuatan - kekuatan ketidaksadaran.
Abraham Maslow menekankan pada teori
motivasinya yaitu :
1. Kebutuhan - kebutuhan
fisiologis.
2. Kebutuhan - kebutuhan
rasa aman.
3. Kebutuhan - kebutuhan
rasa cinta dan memiliki.
4. Kebutuhan akan
penghargaan.
5. Kebutuhan akan
aktualisasi diri.
Meninjau kesehatan mental menurut Humanistik.
Dari kebutuhan di atas
manusia memiliki motivasi yang mempengaruhi sikapnya. Motivasi menimbulkan
perilaku. Sesuai dengan keyakinan humanistik bahwa manusia unik maka untuk
memenuhi kebutuhan manusia melakukan hal – hal yang berbeda, kreatif dan bebas
dari segala tekanan dari luar. Dalam mengambil keputusan individu yang sehat
juga menggunakan segala aspek psikologisnya seperti emosional dan
intelegensinya dan tidak terburu – buru. Hal tersebut merupakan ciri dari orang
yang memiliki jiwa yang sehat. Dan kesehatan mental menurut humanistik adalah
setiap manusia memiliki caranya masing - masing untuk mengatasi gangguan
mentalnya dan bagaimana manusia melakukan hal yang berbeda – beda dalam
menghadapi berbagai tekanan yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan mental.
4. Allport : Ciri-ciri Kepribadian yang Matang
A.
Pendekatan Allport terhadap kepribadian
Individu – individu yang
sehat yang berfungsi pada tingkat rasional dan sadar, menyadari kekuatan –
kekuatan yang membimbing mereka dan dapat mengontrol kekuatan – kekuatan itu
juga. Orang – orang yang sehat bebas dari masa lampau. Orang – orang yang sehat
dibimbing dan di arahkan oleh masa sekarang dan oleh intensi – intensi kea rah
masa depan dan antisipasi – antisipasi masa depan. Pandangan orang yang sehat
adalah ke depan, kepada peristiwa – peristiwa kontemporer yang akan dating dan
tidak mundur kembali kepada peristiwa – peristiwa masa kanak - kanak .
B.
Motivasi Pada Pribadi Yang Sehat
Orang yang sehat
didorong kedepan oleh suatu visi masa depan dan visi itu dengan tujuan – tujuan
khusus mempersatukan kepribadian dan membawa orang itu kepada tingkat – tingkat
tegangan yang bertambah.
Motivasinya lebih kepada
mencari kepuasaan yang lebih tinggi tingkatannya setelah salah satu tujuan
telah terpenuhi. Contoh : kita kebutuhan biologis sudah terpenuhi maka individu
tersebut akan mencari lagi sesuatu yang baru yang dapat memuaskannya.
C.
Kriteria kepribadian yang sehat :
1. Perluasan Diri Sendiri
Orang menjadi matang, dia mengembangkan
perhatian – perhatian di luar diri.
2. Hubungan Diri Yang Hangat
Dengan Orang – Orang lain
Orang yang sehat secara psikologis mampu
memperlihatkan keintiman – keintiman atau cinta serta simpati dan empati
terhadap orang lain.
3. Keamanan Emosional
Kepribadian yang sehat mampu menerima semua
segi dari apa yang ada pada diri mereka, termasuk kelemahan – kelemahan dan
kekurangan – kekurangan.
4. Persepsi Realistis
Orang yang sehat memandang dunia mereka
secara objektif.
5. Keterampilan –
keterampilan dan tugas
Orang yang berjiwa sehat menggunakan
keterampilan – keterampilan secara ikhlas, antusias, melibatkan dan menempatkan
diri sepenuhnya dalam pekerjaan kita.
6. Pemahaman Diri
Memahami tentang hubungan atau perbedaan
antara gambaran tentang diri yang dimiliki seseorang dengan dirinya menurut
keadaan yang esungguhnya.
7. Filsafat Hidup Yang
Mempersatukan
Orang yang berjiwa sehat memiliki pandangan
hidup dan nilai – nilai diri sendiri dalam menjalani hidup dan mengambil
keputusan, bukan berdasarkan nilai –nilai dan pandangan orang lain. Ketujuh hal
di atas yang menjadi landasan dalam menyikapi proporium sebagai landasan dasar
perkembangan yang sehat.
Menurut Allport,
kebahagiaan bukanlah suatu tujuan dalam diri, tetapi hasil sampingan dari
integrasi kepribadian dalam mengejar aspirasi dan tujuan. Tujuan-tujuan yang
dicita-ditakan oleh orang yang sehat pada hakikatnya tidak dapat
dicapai.Orang-orang yang matang dan sehat tidak puas apabila dalam melakukan
sesuatu hanya dalam taraf sedang atau memadai, mereka baru merasa puas apabila
melakukan sesuatu dengan kemampuan maksimal mereka.
5.
Rogers : Perkembangan
Kepribadian
- Motivasi Orang yang Sehat : Aktualisasi.
Rogers menempatkan suatu
dorongan – “satu satu kebutuhan fundamental” – dalam sistemnya tentang
kepribadian : memeliharakan, mengaktualisasikan, meningkatkan semua segi
individu. Kecenderungan ini dibawa sejak lahir dan meliputi komponen-komponen
pertumbuhan fisiologis dan psikologis, meskipun selama tahunawal kehidupan,
kecenderungan tersebut lebih terarah kepada segi-segi fisiologis
Menurut Rogers (1959),
bayi mulai mengembangkan konsep diri yang samar saat sebagian pengalaman mereka
telah dipersonalisasikan dan dibedakan dalam kesadaran pengalaman
sebagai “aku” (“I”) atau “diriku” (“me”).
Saat bayi telah
membangun struktur diri yang mendasar, kecenderungan mereka untuk aktualisasi
mulai berkembang. Aktualisasi diri (self-actualization) merupakan
bagian dari kecenderungan aktualisasi sehingga tidak sama dengan kecenderungan
itu sendiri. Kecenderungan aktualisasi merujuk pada pengalaman organisme dari
individu; sehingga hal tersebut merujuk pada manusia secara keseluruhan –
kesadaran dan ketidaksadaran, fisiologis dan kognitif. Rogers (1959) mengajukan
dua subsistem, yaitu konsep diri (self-concept) dan diri ideal (ideal self).
- Konsep Diri
Konsep diri meliputi
seluruh aspek dalam keberadaan dan pengalaman seseorang yang disadari (walaupun
selalu tidak akurat) oleh individu tersebut. Konsep diri tidak identik
dengan diri organismik.
- Diri Ideal
Subsistem kedua dari
diri adalah diri ideal, yang didefinisikan sebagai pandangann seseorang
atas diri sebagaimana yang diharapkannya. Diri ideal meliputi semua atribut,
biasanya yang positif, yang ingin dimiliki oleh seseorang. Perbedaan yang besar
antara diri ideal dan konsep diri mengindikasikan inkongruensi dan merupakan
kepribadian yang tidak sehat. Individu yang sehat secara psikologis, melihat
sedikit perbedaan antara konsep dirinya dengan ap yang mereka inginkan secara
ideal.
6.
Maslow : Hirarki
Kebutuhan Individu
Kita dapat berpikir
tentang tingkat kebutuhan-kebutuhan diri Maslow seperti suatu tangga;
kita harus meletakkan kaki pada anak tangga pertama sebelum anak tangga kedua,
dan pada anak tangga kedua sebelum anak tangga ketiga dan seterusnya. Dengan
cara yang sama juga, kebutuhan yang paling rendah dan paling kuat harus
dipuaskan sebelum muncul kebutuhan tingkat kedua dan seterusnya naik tingkat
sampai muncul kebutuhan kelima dan yang paling tinggi – aktualisasi-diri.
Jadi prasyarat untuk
mencapai aktualisasi-diri memuaskan empat kebutuhan yang berada dalam tingkat
lebih rendah: (1) kebutuhan-kebutuhan fisiologis, (2) kebutuhan-kebutuhan akan
rasa aman, (3) kebutuhan-kebutuhan akan memiliki dan cinta, (4)
kebutuhan-kebutuhan akan penghargaan. Kebutuhan-kebutuhan ini harus
sekurang-kurangnya sebagiannya dipuaskan dalam urutan ini, sebelum timbul
kebutuhan akan aktualisasi-diri.
Menurut Maslow psikologi
harus lebih manusiawi, yaitu lebih memusatkan perhatiannya pada masalah-masalah
kemanusian. Ada empat ciri psikologi yang berorientasi humanistik, yaitu:
- Memusatkan perhatian pada person yang mengalami, dan karenanya berfokus pada pengalaman sebagai fenomena primer dalam mempelajari manusia.
- Memberi tekanan pada kualitas-kualitas yang khas manusia, seperti kreativitas, aktualisasi diri, sebagai lawan pandangan tentang manusia yang mekanistis dan reduksionis.
- Menyadarkan diri pada kebermaknaan dalam memilih masalah-masalah yang akan dipelajari dan prosedur-prosedur penelitian yang akan digunakan.
- Memberikan perhatian penuh dan meletakkan nilai yang tinggi pada kemuliaan dan martabat manusia serta tertarik pada perkembangan potensi yang inheren pada setiap individu (Misiak dan Sexton, 1988). Selain Maslow sebagai tokoh dalam psikologi humanistik, juga Carl Rogers (1902-1987) yang terkenal dengan client-centered therapy (Walgito, B 2002 : 80).
7.
Erich Fromm : Ciri-ciri
Kepribadian yang Sehat
Salah satu ciri pribadi
yang sehat menurut Fromm, yaitu adanya kemampuan untuk hidup dalam masyarakat
sosial. Masyarakat sangat berperan penting dalam pembentukan kepribadian.
Masyarakat yang menjadikan seseorang berkepribadian sehat adalah masyarakat
yang hubungan sosialnya sangat manusiawi.
Ada lima watak sosial
dalam masyarakat, yaitu :
- Penerimaan ( receptive )
- Penimbunan ( hoarding )
- Penjualan/pemasaran ( marketing )
- Penghisapan/pemerasan ( exploitative )
- Produktif ( productive )
Dari kelima watak sosial
ini yang benar – benar tepat dan sehat hanyalah watak produktif karena watak
produktif didorong oleh cinta dan akal budi dan dapat membantu perkembangan dan
pertumbuhan pribadi dan masyarakat.
Masyarakat yang baik itu
perlu ditopang dengan cinta. Oleh karena itu, Fromm menyebutkan 5 tipe yang
berbeda tentang cinta, yaitu :
- Cinta persaudaraan
- Cinta keibuan
- Cinta erotik
- Cinta diri
- Cinta illahi
Menurut Fromm, pribadi
yang sehat adalah pribadi yang mampu hidup hidup di masyarakat sosial yang
ditandai dengan hubungan – hubungan yang manusiawi, diwarnai oleh solidaritas
penuh cinta dan saling tidak merusak atau menyingkirkan. Dengan demikian,
menurut Fromm, orang yang berkepribadian sehat memiliki ciri – ciri sebagai
berikut :
- Mampu mengembangkan hidupnya sebagai makhluk sosial di dalam masyarakat
- Mampu mencintai dan dicintai
- Mampu mempercayai dan dipercayai tanpa memanipulasi kepercayaan tsb
- Mampu hidup bersolidaritas dengan orang lain tanpa syarat
- Mampu menjaga jarak antar dirinya dengan masyarakat tanpa merusaknya
- Memiliki watak sosial yang produktif
Sumber :
- Schultz,
Duane. 1991. Psikologi Pertumbuhan Model-model Kapribadian Sehat. Yogyakarta
: Kanisius
-
Semiun,
Yustinus. 2006. Kesehatan Mental 1. Yogyakarta : Kanisius
-
Riyanto,
Theo. 2006. Jadikan Dirimu Bahagia. Yogyakarta : Kanisius
-
Feist,
Jess dan Gregory J. Feist. 2011. Teori Kepribadian Buku 2 Ed. 7
(2nd book Theories of Personality 7th). Jakarta : Salemba Humanika.
-
Basuki,
Heru. 2008. Psikologi Umum. Jakarta : Universitas Gunadarma
-
Sumadi,
Suryabrata. 2008. Psikologi Kepribadian. RajaGrafindo Persada : Jakarta.
-
Schultz,
Duane. 1991. Psikologi Pertumbuhan Model Model Kepribadian Sehat. Kanisius:
Yogyakarta.