Selasa, 06 Oktober 2015

Contoh E-Service dan Etika Social Media

      1. Contoh website E-Service


  • Tantangan E-service dalam perkembangan teknologi :
Keuntungan E-service satu ini antara lain; 
- Mudah di akses oleh informer/konsumen, 
- Informer/konsumen tidak perlu antri saat ingin menyampaikan pertanyaan atau keluhan, 
- Informer/konsumen tidak perlu mendatangi pusat Customer Service di suatu tempat.
Kerugian E-service satu ini antara lain; 
- Jarang dikunjungi oleh para informer, 
- Rentan jadi modus baru penipuan terhadap konsumen atau informer oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.

2     2. Etika pengguna internet terhadap kasus yang beredar di jejaring sosial/media sosial.



Diatas adalah contoh kasus pelanggaran etika saat menggunakan sosial media. Kasus tersebut merupakan kasus yang diakibatkan oleh kicauan tidak menyenangkan terhadap masyarakat  Yogyakarta oleh Mahasiswi S2 di Universitas Gajah Mada. Mahasiswi S2 di UGM itu awalnya bersiteru dengan karyawan SPBU yang menegurnya karena tidak mau antre. Tapi, Mahasiswi tersebut justru menyerang rakyat Yogyakarta dengan menyebutkan kata miskin, tolol dan tak berbudaya. “Jogja Miskin, Tolol, dan Tak Berbudaya. Teman-teman Jakarta-Bandung jangan mau tinggal di Jogja.” Demikianlah kicauan Mahasiswi UGM tersebut.
Dalam pasal 27 ayat 3 disebutkan: “Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan penghinaan dan/atau pencemaran nama baik.” Pasal 27 ayat 3 inilah yang dipakai banyak kalangan untuk melaporkan tulisan dan status di media sosial. Catatan yang ada pada penulis (berdasarkan berita) menunjukkan sudah ada 25 kasus yang dilaporkan ke polisi.

Etika yang harus digunakan adalah :
1. Constructive Critism --> Ini adalah etika, membangun atau membentuk kritik. Tujuan etika ini adalah memberikan kritikan yang bisa membangun sesuatu hal atau seseorang yang dikritik tanpa perlu menyakiti hati pihak manapun.
2. Delete The Bad Word --> Ini adalah etika, menghapus kata – kata yang buruk atau tidak baik. Berdasarkan hukum atas ketertarikan, kata – kata merupakan kata kunci dalam kehidupan kita, jika disekeliling kita terdapat kata – kata yang kurang baik, dapat dimungkinkan bahwa hari – hari dalam kehidupan kita akan menjadi kurang baik pula. Kata – kata yang buruk dapat menyakiti hati dan perasaan bagi para pembaca dalam internet. Jadi berhati – hatilah dengan ucapan atau kata – kata yang diungkapkan oleh kita.
3. Embrace Diversity --> Ini adalah etika, merangkul perbedaan. Dalam melakukan akses ke internet, sangat diharuskan dapat merangkul perbedaan. Maksudnya, jangan menyudutkan atau bersikap rasis kepada bermacam - macam jenis orang atau sesuatu yang memiliki sifat, sikap, perilaku, agama, ras, dan lainnya. Perbedaan yang seperti inilah yang harus kita satukan sehingga yang ada hanyalah pengguna internet yang saling berbagi informasi, wawasan, pengetahuan, tentunya yang bermanfaat bagi diri kita sendiri maupun orang lain.