Minggu, 28 Juni 2015

PEMBELAJARAN ANAK BERBAKAT



       A.    Ciri – Ciri Anak Berbakat

Secara umum anak berbakat diartikan sebagai anak yang memiliki tingkatan IQ tinggi dan memiliki keterampilan tertentu. Menurut definisi yang dikemukakan Joseph Renzulli (1978), anak berbakat memiliki pengertian, “Anak berbakat merupakan satu interaksi diantara tiga sifat dasar manusia yang menyatu ikatan terdiri dari kemampuan umum dengan tingkatnya di atas kemampuan rata- rata, komitmen yang tinggi terhadap tugas dan kreativitas yang tinggi.

      1.      High Potential Ability (Kecerdasan Tinggi) Standard yang ditetapkan untuk anak berbakat oleh Diknas tahun 2003 adalah 140 . Kalau hasil tes menunjukkan IQ anak mencapai 140 ke atas, maka anak itu otomatis disebut gifted child. Tetapi kemudian muncul pembagian tertentu untuk anak berbakat dilihat dari IQnya. Keberbakatan ringan (IQ 115 – 129), keberbakatan sedang (IQ 130 – 144), keberbakatan tinggi (IQ 145 ke atas).

      2.       Task Commitment adalah sejauh mana tanggung jawab dalam meyelesaikan tugas. Tidak hanya tugas dari sekolah tapi juga tugas di rumah. Task commitment dapat diukur melalui tes tertentu yang hanya boleh dilakukan oleh psikolog. Task commitment ini mencakup tanggung jawab, motivasi, keuletan, kepercayaan diri, memiliki tujuan yang jelas sebelum melakukan sesuatu dan kemandirian.

      3.       Kreativitas bisa diartikan sebagai kemampuan untuk menciptakan hal-hal baru atau kemampuan untuk membuat kombinasi-kombinasi baru dari yang sudah ada. Kreativitas dapat dinilai dari 4 hal, produk, pribadi, proses dan pencetus / penghambat.

Suatu produk dikatakan kreatif kalau produk itu baru, berbeda dari yang sudah ada, lebih baik dari yang lain dan tentu saja berguna. Sifat pribadi kreatif yang lain adalah terbuka pada hal-hal baru, punya rasa ingin tau yang besar, ulet, mandiri, berani mengambil resiko, berani tampil beda, percaya diri dan humoris.

Anak berbakat ialah anak yang memiliki kecakapan dalam mengembangkan gabungan ketiga sifat ini dan mengaplikasikan dalam setiap tindakan yang bernilai. Anak-anak yang mampu mewujudkan ketiga sifat itu masyarakat memperoleh kesempatan pendidikan yang luas dan pelayanan yang berbeda dengan program-program pengajaran yang reguler (Swssing, 1985).

Pengertian lain menyebutkan bahwa anak gifted adalah anak yang mempunyai potensi unggul di atas potensi yang dimiliki oleh anak-anak normal. Para ahli dalam bidang anak-anak gifted memiliki pandangan sama ialah keunggulan lebih bersifat bawaan dari pada manipulasi lingkungan sesudah anak dilahirkan.

- Karakteristik Anak Berbakat Istimewa (GIFTED CHILD)

Anak-anak berbakat istimewa secara alami memiliki karakteristik yang khas yang membedakannya dengan anak-anak normal. Karakteristik ini mencakup beberapa domain penting, seperti domain intelektual-koginitif, domain persepsi-emosi, domain motivasi dan nilai-nilai hidup, domain aktifitas, serta domain relasi sosial. Beberapa karakteristik yang paling sering diidentifikasi terdapat pada anak berbakat istimewa pada masing-masing domain diatas. Namun demikian perlu dicatat bahwa tidak semua anak-anak berbakat istimewa (gifted) selalu menunjukkan atau memiliki semua karakteristik yang disebutkan di dalam daftar ini.

- Karakteristik Intelektual-Kognitif

1.      Menunjukkan atau memiliki ide-ide yang orisinal, gagasan-gagasan yang tidak lazim, pikiran-pikiran kreatif.

2.       Mampu menghubungkan ide-ide yang nampak tidak berkaitan menjadi suatu konsep yang utuh.

3.      Menunjukkan kemampuan bernalar yang sangat tinggi.

4.      Mampu menggeneralisir suatu masalah yang rumit menjadi suatu hal yang sederhana dan mudah dipahami.

5.       Memiliki kecepatan yang sangat tinggi dalam memecahkan masalah.

6.      Menunjukkan daya imajinasi yang luar bisaa.

7.       Memiliki perbendaharaan kosakata yang sangat kaya dan mampu mengartikulasikannya dengan baik.

8.      Bisaanya fasih dalam berkomunikasi lisan, senang bermain atau merangkai kata-kata

9.       Sangat cepat dalam memahami pembicaraan atau pelajaran yang diberikan.

10.  Memiliki daya ingat jangka panjang (long term memory) yang kuat.

11.  Mampu menangkap ide-ide abstrak dalam konsep matematika dan/atau sains

12.  Memiliki kemampuan membaca yang sangat cepat.

13.   Banyak gagasan dan mampu menginspirasi orang lain.

14.  Memikirkan sesuatu secara kompleks, abstrak, dan dalam.

15.   Mampu memikirkan tentang beragam gagasan atau persoalan dalam waktu yang bersamaan dan cepat mengaitkan satu dengan yang lainnya

- Karakteristik Persepsi/Emosi

1.      Sangat peka perasaannya.

2.       Menunjukkan gaya bercanda atau humor yang tidak lazim (sinis, tepat sasaran dalam menertawakan sesuatu hal tapi tanpa terasa dapat menyakiti perasaan orang lain).

3.      Sangat perseptif dengan beragam bentuk emosi orang lain (peka dengan sesuatu yang tidak dirasakan oleh orang-orang lain).

4.      Memiliki perasaan yang dalam atas sesuatu.

5.      Peka dengan adanya perubahan kecil dalam lingkungan sekitar (suara, aroma, cahaya).

6.      Pada umumnya introvert.

7.      Memandang suatu persoalan dari berbagai macam sudut pandang.

8.      Sangat terbuka dengan pengalaman atau hal-hal baru

9.      Alaminya memiliki ketulusan hati yang lebih dalam dibanding anak lain

- Karakteristik Motivasi dan Nilai-Nilai Hidup

        1.      Menuntut kesempurnaan dalam melakukan sesuatu (perfectionistic).

        2.    Memiliki dan menetapkan standar yang sangat tinggi bagi diri sendiri dan orang lain.

        3.      Memiliki rasa ingin tahu dan kepenasaran yang sangat tinggi.

        4.      Sangat mandiri, sering merasa tidak perlu bantuan orang lain, tidak terpengaruh oleh hadiah atau pujian dari luar untuk melakukan sesuatu (self driven).

        5.      Selalu berusaha mencari kebenaran, mempertanyakan dogma, mencari makna hidup

        6.      Melakukan sesuatu atas dasar nilai-nilai filsafat yang seringkali sulit dipahami orang lain.

        7.      Senang menghadapi tantangan, pengambil risiko.

        8.    Sangat peduli dengan moralitas dan nilai-nilai keadilan, kejujuran, integritas.



        B.     Implikasi Dalam Pembelajaran (Teori Barbe & Renzulli)

Implikasi bagi guru anak berbakat disimpulkan oleh Barbie dan Renzulli (1975) sebagai berikut:

1.      Guru perlu memahami diri sendiri, karena anak yang belajar tidak hanya dipengaruhi oleh apa yang dilakukan guru, tetapi juga bagaimana guru melakukannya.

2.      Guru perlu memiliki pengertian tentang keterbakatan

3.      Guru hendaknya mengusahakan suatu lingkungan belajar sesuai dengan perkembangan yang unggul dari kemampuan-kemampuan anak

4.       Guru memberikan tantangan daripada tekanan

5.      Guru tidak hanya memperhatikan produk atau hasil belajar siswa, tetapi lebih-lebih proses belajar.

6.      Guru lebih baik memberikan umpan balik daripada penilaian harus menyediakan beberapa alternatif strategi belajar

7.      Guru hendaknya dapat menciptakan suasana di dalam kelas yang menunjang rasa harga diri anak serta dimana anak merasa aman dan berani mengambil resiko dalam menentukan pendapat dan keputusan.

Peran Orang Tua dalam Memupuk Bakat dan Kreativitas Anak.

Orang tua yang bijaksana dapat membedakan antara memberi perhatian terlalu banyak atau terlalu sedikit, antara memberi kesempatan kepada anak untuk mengembangkan bakat dan minatnya dan memberi tekanan untuk berprestasi semaksimal mungkin.

Ada beberapa hal yang memudahkan orang tua agar lebih mantap dalam menghadapi dan membina anak berbakat (Ginsberg dan Harrison, 1977; Vernon, 1977) diantaranya adalah:

      1.       Anak berbakat itu tetap anak dengan kebutuhan seorang anak. Jika ada anak-anak lain dalam keluarga, janganlah membandingkan anak berbakat dengan kakak-adiknya atau sebaliknya.

      2.        Sempatkan diri untuk mendengarkan dan menjawab pertanyaan-pertanyaannya

      3.        Berilah kesempatan seluas-luasnya untuk memuaskan rasa ingin tahunnya dengan menjajaki macam-macam bidang, namun jangan memaksakan minat-minat tertentu.

      4.      Berilah kesempatan jika anak ingin mendalami suatu bidang, karena belum tentu kesempatan itu ada di sekolah.

      5.      Kerjasama Antara Keluarga, Sekolah dan Masyarakat

Pendidikan merupakan tanggung jawab bersama keluarga (orang tua), sekolah, dan masyarakat. Keluarga dan sekolah dapat bersama-sama mengusahakan pelayanan pendidikan bagi anak berbakat, misalnya dalam memandu dan memupuk minat anak. Tokoh-tokoh dalam masyarakat dapat menjadi “tutor” untuk anak berbakat yang mempunyai minat yang sama.


      C.     Kurikulum Berdiferensi untuk Anak Berbakat

Ø  Pengertian Kurikulum Berdiferensiasi

Istilah diferensiasi dalam pengertian kurikulum menunjuk pada kurikulum yang tidak berlaku umum, melainkan dirancang khusus untuk kebutuhan tumbuh kembang bakat tertentu. Kurikulum berdiferensiasi (differ-rentiation instruction) adalah kurikulum pembelajaran yang memperhatikan perbedaan-perbedaan individual anak. Walaupun model pengajaran ini memperhatikan atau berorientasi pada perbedaan-perbedaan individual anak, namun tidak berarti pengajaran harus berdasarkan prinsip satu orang guru dengan satu orang murid. Berbeda dengan kurikulum reguler yang berlaku bagi semua siswa, kurikulum berdiferensiasi bertujuan untuk menampung pendidikan berbagai kelompok belajar, termasuk kelompok siswa berbakat. Melalui program khusus, siswa berbakat akan memperoleh pengayaan dari materi pelajaran, proses belajar dan produk belajar.

Ø  Karakteristik Umum Kurikulum Berdiferensiasi

Pengajaran berdiferensiasi memiliki 4 (empat) karakteristik umum, yaitu:

      a.       Pengajaran berfokus pada konsep dan prinsip pokok materi pelajaran.

Dalam proses pembelajaran berdiferensiasi, pengajaran harus berfokus pada konsep atau pokok materi pelajaran sehingga semua siswa dapat mengeksplorasi konsep-konsep pokok bahan ajar. Siswa yang agak lambat (struggling learners) bisa memahami dan menggunakan ide- ide dari konsep-konsep yang diajarkan. Sedangkan bagi para siswa berbakat memperluas pemahaman dan aplikasi konsep pokok tersebut.

      b.      Evaluasi kesiapan dan perkembangan belajar siswa diakomodasi ke dalam kurikulum.

Kesiapan dan perkembangan belajar siswa harus dievaluasi untuk dijadikan sebagai dasar keputusan penentuan materi serta strategi pembelajaran yang akan diterapkan. Kapasitas belajar seseorang berbeda dengan orang lain. Oleh karena itu, tidak semua siswa memerlukan satu kegiatan atau bagian tertentu dari proses pembelajaran secara sama. Guru perlu terus menerus mengevaluasi kesiapan dan minat siswa dengan memberikan dukungan bila siswa membutuhkan interaksi dan bimbingan tambahan, serta memperluas eksplorasi siswa terutama bagi mereka yang sudah siap untuk mendapatkan pengalaman belajar yang lebih menantang.

      c.       Ada pengelompokan siswa secara fleksibel.

Dalam pengajaran berdiferen-siasi, siswa berbakat sering belajar dengan banyak pola, seperti belajar sendiri-sendiri, belajar berpasangan maupun belajar dalam kelompok. Oleh karena itu, pada saat-saat tertentu siswa dapat diberi kebebas-an untuk memilih materi pelajaran dengan media pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan mereka masing-masing. Strategi ini memungkinkan siswa untuk belajar lebih cepat bagi mereka yang mampu,

sedangkan bagi mereka yang kurang, akan belajar sesuai dengan batas kemampuannya. Contoh untuk strategi belajar-mengajar berdasarkan kecepatan siswa adalah pengajaran modul.

      d.      Siswa menjadi penjelajah aktif (active explorer).

Prinsip belajar yang relevan adalah belajar bagaimana belajar (learning how to learn ). Artinya, dikelas target pembelajaran bukan sekadar penguasaan materi, melainkan siswa harus belajar juga bagaimana belajar (secara mandiri) untuk hal-hal lain. Ini bisa terjadi apabila dalam kegiatan pembelajaran siswa telah di biasakan untuk berpikir mandiri, berani berpendapat, dan berani bereksperimen, sehingga siswa tidak merasa terkekang dan potensi kreativitasnya dapat tumbuh dengan sempurna. Tugas guru adalah membimbing eksplorasi tersebut, karena beragam kegiatan dapat terjadi secara simultan di dalam kelas, guru akan berperan sebagai pembimbing dan fasilitator, dan bukannya sebagai dispenser informasi. (Mukti dan Sayekti, 2003:37)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar